Anggap Matematika UASBN Lebih Gampang Daripada di Sekolah
Siswa SD Negeri 01 Klegen, Kota Madiun, Seto Nugroho menjadi peraih nilai Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Nilai total untuk tiga pelajaran yang diujikan adalah 28,50.
DWI NR DILIANA, Madiun
---
Wajah bocah 13 tahun itu terlihat sumringah. Senyum tidak pernah lepas dari bibirnya saat memasuki ruang guru. Tutur kata bocah yang tinggal di Perumahan Bumi Antariksa itu juga begitu santun saat menyambut ucapan selamat dari para gurunya. ''Awalnya nggak nyangka bakal dapat nilai tertinggi. Soalnya kelas saya termasuk unggulan, banyak yang nilainya lebih bagus,'' terang bocah itu, Seto Nugroho.
Kabar tentang prestasinya dalam UASBN baru didapat Rabu sore lalu melalui SMS atau pesan pendek handphone dari ayah temannya. Pesan itu menyebutkan bahwa Seto menjadi peraih nilai UASBN tertinggi, 28,50. Pelajarn yang diujikan adalah matematika, IPA dan bahasa Indonesia. Mendapat kabar itu, Seto tidak langsung percaya. Apalagi belum ada pernyataan resmi dari sekolah maupun Dinas Dikbudpora. ''Baru yakin tadi pagi (kemarin, Red) dari internet dan surat kabar. Rasanya ya senang,'' jelas Seto yang hobi sepak bola dan badminton.
Sang ayah, kata Seto, menjanjikan hadiah sebagai tanda keberhasilannya. Apalagi nilai matematiknya sempurna, 10. Sedangkan nilai IPA 9,50 dan bahasa Indonesia 9,00. ''Katanya mau dikasih hadiah uang. Rencananya uang itu saya tabung,'' tambahnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara itu bercerita seputar persiapan menjelang UASBN. Dia mengaku rela menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengesampingkan bermain. Menurut Seto, jadwal belajarnya relatif padat. Pagi hingga pukul 12.00 WIB, dia sekolah dan dilanjutkan les hingga pukul 20.00. ''Kalau ada waktu luang, ya saya buat tidur,'' ujarnya.
Anak pasangan Nur Indrawanto dan Nur Hidayati ini termasuk anak yang menonjol di sekolahnya. Dia juga termasuk memiliki percaya diri cukup tinggi. Setiap kali menghadapi soal yang sulit, Seto tidak putus asa dan berusaha memecahkannya melalui latihan soal maupun bertanya pada guru. ''Setiap kali pulang kami selalu diberi tantangan oleh guru. Diberi pertanyaan, kalau nggak bisa terpaksa pulang paling akhir. Cara itu membuat kami lebih giat belajar,'' paparnya.
Metode pembelajaran yang ditanamkan guru di sekolah Seto ternyata cukup efektif. Buktinya, Seto tidak kesulitan mengerjakan materi soal UASBN pelajaran matematika. ''Soal matematikanya jauh lebih sulit di sekolah daripada yang UASBN,'' ungkapnya.
Rahasia kesuksesan Seto dalam meraih UASBN tertinggi tidak hanya itu. Menurutnya, hasil kurang mengembirakan saat mengikuti tes RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) di SMPN 1 juga melecutnya untuk meraih prestasi lebih baik. Saat ikut tes RSBI tersebut, Seto hanya mampu masuk bangku cadangan ketiga. ''Memang waktu itu saya teledor kurang persiapan. Saya berharap, prestasi ini dapat mendorong saya masuk RSBI di SMPN 1,'' katanya.
Seto kini sudah memilih cita-cita sebagai dokter sekaligus profesor. Dia berharap, profesi itu dapat membantu orang banyak. ''Untuk meraih cita-cita itu saya berusaha mempertahankan dan memperabiki prestasi yang saya raih ini. Semoga nilai saya bagus,'' terangnya.
Maryati, wali kelas VI A yang juga guru matematika Seto mengaku bangga dengan prestasi anak didiknya tersebut. Menurutnya, Seto memiliki kemampuan mengerjakan soal matematika. ''Sejak awal, sekolah memang menciptakan persaingan sehat dalam kelas. Anak-anak termasuk Seto akhirnya terpacu dengan metode itu,'' jelasnya.
Menurut Maryati, keberhasilan Seto mendapat apresiasi dari sekolah dan guru. Rencananya sudah ada reward dari sekolah. ''Nanti hadiah itu akan diserahkan saat acara perpisahan,'' terangnya.(irw)
-sumber:radar madiun
0 Komentar:
Post a Comment